Minggu, 27 Mei 2018

laporan praktikum fitokimia daun sirih yoan Afiyo


LAPORAN PRAKTIKUM
FITOKIMIA
PERCOBAAN II
IDENTIFIKASI TANIN DARI DAUN SIRIH HIJAU ( Piper betle L.)


Nama                                        :  Yohana Siti Riris Andayani
NIM                                          :  1606067055
Kelompok                                 :  B /6
Hari , Tanggal Praktikum         :  Senin , 7 Mei 2018
Dosen Pembimbing                  : Erma Yunita M.Sc., Apt



LABORATURIUM F ITOKIMIA
AKADEMI FARMASI INDONESIA YOGYAKARTA
2018




A.Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat memahami dan dapat melakukan identifikasi tanin dari daun sirih hijau berikut analisis kualitatif golongan senyawa tersebut dengan metode Kromatografi lapis Tipis
B. Dasar Teori
Infusa Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit, yang mana ekstraksinya dilakukan secara infundasi. Infundasi merupakan penyarian yang umum dilakukan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan metode ini menghasilkan ekstrak yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Umumnya infus selalu dibuat dari simplisia yang mempunyai jaringan lunak yang mengandung minyak atsiri, dan zat-zat yang tidak tahan pemanasan lama. Keuntungan dan kekurangan metode infundasi: a. Keuntungan: 1. Unit alat yang dipakai sederhana 2. Biaya operasionalnya relatif rendah 3. Dapat menyari simplisia dengan pelarut air dalam waktu singkat b. Kerugian: 1. Zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembali, apabila kelarutannya sudah mendingin. 2. Menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang.

Kromatografi
Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik pemisahan tertentu. Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fase yaitu fasa tetap (stationary) dan fasa gerak (mobile), pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari dua fasa tersebut.
Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fasa tetap, yang dapat berupa zat padat atau zat cair. Jika fasa tetap berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai kromatografi serapan, jika zat cair dikenal sebagai kromatografi partisi. Karena fasa bergerak dapat berupa zat cair atau gas maka semua ada empat macam sistem kromatografi yaitu kromatografi serapan yang terdiri dari kromatografi lapis tipis dan kromatografi penukar ion, kromatografi padat, kromatografi partisi dan kromatografi gas-cair serta kromatografi kolom kapiler (Hostettmann, K., dkk., 1995).


C. Alat dan Bahan
 Alat
1. Seperangkat alat maserasi
2. Seperangkat alat KLT
3. Beaker glass
4. Stirer
5. Rotavapour
6. Cawan porselin

BAHAN
1. Simplisia temu kunci (Boesenbergia pandurata)
2. Etanol
3. Etil asetat
4. Heksan
5. Standar pinostrobin

D. Cara Kerja
1. EKSTRAKSI DAN ISOLASI
Timbang 40 gram sebuk bahan, masukkan dalam panci infus dan tambahkan 240 ml air. Didihkan selama 15 menit 90ᴼC. Saring campuran melalui corong Buchner sehingga diperoleh filtrat yang jernih dan pindahkan ke dalam erlenmeyer 250 ml yang bersih. Simpan dalam lemari es selama 1 minggu sehingga terbentuk kristal amorf putih kekuningan. Tuangkan sebagian besar larutan jernih dengan hati-hati agar kristal tidak ikut tertuang, kemudian saring kristal yang ada pada dasar erlenmeyer melalui kertas saring yang telah ditara. Jika masih ada kristal yang menempel pada dasar erlenmeyer bilas dengan air suling dan tuangkan bilasan ke kertas saring, cuci kristal dengan 10 ml air es. Keringkan kertas saring bersama endapan pada suhu 50ᴼC, sampai kering kemudian ditimbang untuk memperoleh rendemen dari hasil yang didapat.

2. IDENTIFIKASI FLAVONOID
Larutan dianalisis secara kualitatif dengan kromatografi lapis tipis dengan kondisi sebagai berikut:
a. Fase diam : Silika gel GF 254
b. Fase gerak : n-butanol – asam asetat – air (5:1:4)
c. Cuplikan : larutan sampel dan pembanding larutan asam tanat
d. Deteksi : UV 366

Catat harga Rf dan warna yang terbentuk.

E. Hasil Pengamatan

a.Ekstraksi dan isolasi

Nama simplisia                        : Piper betle
Metode ekstraksi                     : infundasi
Jumlah pelarut yang digunakan : 240 ml
Jumlah siklus                           : 1 kali
Rendemen ekstrak                = 103 gram : 280 gram X 100 %
                                          = 36.67 %
Pemerian ekstrak daun sirih
Warna  : coklat
Rasa    : sedikit pedas
 Bau    : aromatic
Bentuk / tekstur : cair

b.identifikasi  dengan kromatografi

fase diam      : silica GF 254
fase gerak     : n – butanol – asama asetat – air (5 :1:4)
pembanding  : Larutan asam tanat
Jarak yang ditempuh Analit = 4,4 cm
Jarak yang ditempuh  larutan pembanding = 4,9 cm



Rf analit          = 4.4 cm : 6 cm
                       = 0.81

Rf pembanding = 4.9 cm : 6 cm
                        = 0.73   

no
Prosedur Kerja
Keterangan

1
 
 daun sirih hijau yang sudah di cuci  di timbang sebanyak gram


2

 
Daun sirih di Rajang kira kira 2 cm
  
3
 
 Masukkan dalam panci  infus,  tambahkan  240 ml air
4
 
Didihkan dengan suhu 90 derajat celcius selama 15 menit
5
 

Biarkan dingin, ambil ampas, saring dengan kertas saring

6

Filtrat masukkan dalam Erlenmeyer
7

Jenuhkan  bejana kromatografi dengan fase gerak  berupa campuran : n-butanol – asam asetat – air (5:1:4)


8
 
Taruh sepotong kertas saring dalam bejana, tutup
9

Siapkan lempeng kromatografi silica gel GF 254 , beri tanda garis awal dan akhir
10
 
Totolkan hasil filtrate daun sirih dan totolkan larutan asam tanat ke atas permukaan lempeng KLT


11

Masukkan lempeng KLT dalam bejana kromatografi yang sudah di jenuhkan
12
 
Setelah fase gerak mencapai batas atas , hentikan elusinya, ambil lempeng kromatografi kering kan dengan cara diangin – angin dan biarkan pada suhu kamar
13


Hasil pengamatan pada sinar tampak
14




Hasil pengamatan pada sinar UV 366 nm , analit berwarna hijau




  


Lempeng silica GF  254 di semprot dengan larutan FECl3 terbentuk warna hijau kehitaman 









F. Pembahasan
         Infundasi adalah proses penyarian untuk kandungan zat aktif yang larut dalam air dari bahan – bahan nabati. Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia dengan air pada suhu 90 C  selama 15 menit.Pada praktikum ini menggunakan daun sirih hijau segar .
Sebelum silakukan perebusan . daun sirih dicuci dengan air mengalir dan dikering anginkan,selanjutnya dilakukan perajangan kurang lebih 1 cm. Tujuan dari perajangan adalah untuk memperkecil ukuran partikel sehingga luas permukaan menjadi lebih besar dan zat aktif akan tersari lebih banyak.Setelah perajangan kemudian timbang sebanyak 40 gram, masukkan dalam panci infus  tambahkan air sebanyak 240 ml.  Digunakan pelarut air karena menurut literature bahwa infundasi dilakukan dengan menyari  kandungan zat aktif larut dalam air.Selain itu keuntungan lain air sebagai pelarut yaitu murah dan mudah didapat, tidak beracun, dan mudah didapat . Tetapi air  juga memiliki kelemahan yaitu tidak selektif , sari dapat ditumbuhi kapang dan kuman sehingga  cairan infusa cepat rusak.Dari kelemahan tersebut maka sari yang diperoleh dari cara infundasi tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam karena penyarian secara infundasi  menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah di tumbuhi kapang dan kuman.
        Didihkan panci infus dengan suhu 90 derajat celcius selam 15 menit.Digunakan suhu 90 derajat celcius karena pada suhu tersebut pelarut dapat menarik zat aktif yang ada dalam daun sirih. Kemudian  disaring  dengan kertas saring dalam kondisi dingin, karena  untuk menghindari penguapan dimana daun sirih mengandung minyak atsiri yang tinggi.
Volume yang didapat dari proses infundasi adalah sebanyak 103 gram. Sehingga dapat dihitung rendemen ekstrak dengan rumus :
Rendemen ekstrak = berat ekstrak yang didapat : berat simplisia  X 100 %.
Dan diidapat rendemen ekstrak sebanyak 36,79 %. Ini sesuai literature , yaitu literature menyatakan bahwa rendemen yang didapat tidak kurang dari 14 % (MMI,1980)
         Untuk percobaan yang kedua yaitu mengidentifikasi dengan KLT ( krimatografi Lapis Tipis ) digunakan fase  diam lempeng silica GF 254 dan  fase gerak yang  terdiri dari          n – butanol : asam asetat : air (5:4:1).Prosedur pertama yang dikerjakan adalah penjenuhan chamber dengan fase gerak dengan meletakkan kertas saring pada  chamber .Siapkan lempeng silica GF 254 yang sudah ditotol filtrate daun sirih dan pembanding ( larutan asam tanat ) kemudian masukkan dalam chamber yang sudah dijenuhkan.Biarkan fase gerak bergerak  sampai pada tanda batas akhir. Kemudian hentikan elusi , ambil lempeng Silica GF 254 kering anginkan pada suhu kamar dan deteksi dengan UV 254 nm dan 366 nm. Dalam penyinaran menggunakan UV 366 nm terlihat warna hijau pada analit. Ini menandakan bahwa daun sirih hijau mengandung tannin.
            Untuk pembuktian lebih lanjut silica GF 254 di semprot dengan FeCl3 , terbentuk warna hijau kehitaman , ini membuktikan bahwa daun sirih hijau positif mengandung tannin.Jarak tempuh analit diukur  yaitu 4,4 cm dan jarak tempuh larutan pembanding 4.9 cm. Sehingga dapat dihitung Retensi faktor nya (Rf) dengan rumus = jarak yang ditempuh analit : jarak yang ditempuh  fase gerak, dan didapat Rf analit sebesar 0,81 dan Rf pembanding 0, 71.

G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan
1.     Praktikan memahami dan dapat melakukan identifikasi tannin dari daun sirih hijau berikut analisis kulitatif dengan metode KLT
2.     Rendemen ekstrak didapat 36,79 %  sesuai dengan literature yang ada          
3.     Rf analit didapat 0,81 dan Rf pembanding  didapat 0,73
4.     Pada pengamatan   plat silica GF 254 dibawah sinar UV 366 nm terdeteksi warna hijau pada analit
5.    Daun sirih hijau positif mengandung tannin  dibuktikan dengan penyemprotan  FeCl3 pada lempeng silica GF 254   terbentuk warna hijau kehitaman



H. Daftar Pustaka

 Departemen Kesehatan RI,1989, Maetria Medika Indonesia jilid V, Jakarta :    
       Departemen   Kesehatan Republik Indonesia.
Hostettman .K., dkk.,1995,Cara Kromatografi Preparatif, Penerbit ITB, Bandung.
Sasrohamidjojo, Hardjono.,2001, Kromatografi, Liberty, Yogyakarta.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar