LAPORAN PRAKTIKUM
FITOKIMIA
PERCOBAAN IV
ISOLASI DAN DIDENTIFIKASI PIPERIN DARI FRUCTUS PIPERIS
NIGRIS
Nama : Yohana Siti Riris Andayani
NIM
: 1606067055
Kelompok : B /6
Hari , Tanggal Praktikum : Senin,2 Juli 2018
Dosen Pembimbing : Erma Yunita ,M.Sc.,Apt
LABORATURIUM
FITOKIMIA
AKADEMI
FARMASI INDONESIA YOGYAKARTA
2018
A.Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat
memahami prinsip dan melakukan isolasi piperin dari Piperis nigri fructus atau
Piperis albi fructus beserta analisis kualitatif hasil isolasi dengan metode
kromatografi lapis tipis.
B.
Dasar Teori
Klasifikasi tanaman lada adalah sebagai berikut:
Divisi : Magndrophyta
Kelas : Magnolipisida
Anak kelas : Magnolidae
Bangsa : piperales
Suku : Piperaceae
Marga : Piper
Spesies : Piper Ningrum L
Lada mengandung minyak atsiri,
pinena, kariofilena, lionena, filandrena alkaloid piperina, kavisina,
piperitina, piperidina, zat pahit dan minyak lemak. Lada memilki rasa pedas,
berbau khas dan aromatik. Rasa pedas dari buah lada hitam 90-95% disebabkan
oleh adanya komponen trans piperin yang ada dalam buah kering yang kadarnya 2-5
% dan terdiri atas senyawa asam amida piperin dan asam piperinat. Rasa pedas
piperin masih ada meskipun diencerkan 1:200.000. rasa pedas juga disebabkan
oleh adanya kavisin yang merupakan
isomer basa piperin. Kandungan lain yang menghasilkan bau aromatic
adalaah minyak atsiri dengan kadar 1-2,5 % yang mengandung piperanol, eugenol,
safrol, metal eugenol dan miristissin. Lada hitam juga mengandung monoterpen
dan seskuiterpen.
Piperin (1-piperilpiperidin)
C17H19O3N merupakan alkaloid dengan inti piperidin. Piperin berbentuk Kristal
berwarna kuning dengan titik leleh 127-129,5 , merupakan basa yang tidak optis
aktif, dapat larut dalam alcohol,
benzene, eter dan sedikit larut dalam air. Hidrolisis piperin dapat dilakukan
dengan menggunakan larutan 10 % KOH-etanol menjadi asam piperat.
Metode yang digunakan untuk mengisolasi piperin dari lada hitam adalah
ekstraksi soxhlet yang merupakan pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu
padatan dengan menggunakan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar
kemampuan larut yang berbeda dari
komponen-komponen dalam campuran/pemilihan jenis pelarut didasarkan atas
beberapa factor, yaitu selektivitas, kelarutan, kemampuan tidak saling campur,
reaktivitas, titik didih, dan kriteria lainnya (Bernasconi, 1995). Ekstraksi
serbuk kering jaringan tumbuhan dapat dilakukan secara maserasi, refluks, atau
sokletasi dengan menggunakan pelarut yang tingkat kepolarannya berbeda-beda
Proses isolasi dengan sokletasi memanfaatkan sirkulasi pelarut dalam sistem
secara berulang sehingga penggunaan
pelarut lebih efektif.. Oleh karena itu, pada penelitian proses ekstraksi dilakukan menggunakan metode
sokletasi. Dalam proses sokletasi pelarut diuapkan ke dalam labu soxhlet dan
turun secara berkala sesuai dengan titik didih pelarut sehingga terjadi
pergantian pelarut secara berkala (Tonius et al, 2016).
Piperin
Piperin
merupakan senyawa yang tahan terhadap panas dan piperin yang digunakan untuk
ekstraksi berupa serbuk halus, tujuannya supaya didapat sari dengan dengan
kadar yang optimal karena jika suatu sampel ukuran partikelnya diperkecil maka
partikel mudah terbasahi oleh solvent sehingga senyawa dalam simplisia mudah
tersari. Proses isolasi piperin dari ekstrak lada hitam dapat dilakukan dengan
metode rekri talisasi. Secara harfiah rekristalisasi berarti pembentukan
kristal kembali. (Harborne. J.B., 1987)
Soxhlet
Merupakan
metode ekstraksi yang memanfaatkan pemanasan untuk destilasi pelurut sehingga
terjadi sirkulasi pelarut melalui serbuk simplisia. Metode ini efisiensi dalam
pemanfaatan pelarut tetapi berisiko pembentukan artefak akibat penggunaan
panas. Pelarut yang digunakan pada metode Soxhlet minimal cukup untuk 2 kali
penyarian. Proses ekstraksi dengan Soxhlet dihentikan apabila warna pelarut
yang ada didalam Soxhlet sama seperti warna pelarut awalnya.
Kromatografi
Kromatografi
adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik pemisahan tertentu. Pada dasarnya
semua cara kromatografi menggunakan dua fase yaitu fasa tetap (stationary) dan
fasa gerak (mobile), pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari dua fasa
tersebut.
Cara-cara kromatografi dapat
digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fasa tetap, yang dapat berupa zat
padat atau zat cair. Jika fasa tetap berupa zat padat maka cara tersebut
dikenal sebagai kromatografi serapan, jika zat cair dikenal sebagai
kromatografi partisi. Karena fasa bergerak dapat berupa zat cair atau gas maka
semua ada empat macam sistem kromatografi yaitu kromatografi serapan yang
terdiri dari kromatografi lapis tipis dan kromatografi penukar ion,
kromatografi padat, kromatografi partisi dan kromatografi gas-cair serta
kromatografi kolom kapiler (Hostettmann, K., dkk., 1995).
C. Alat dan Bahan
Alat
1. Alat
penyari soxhlet
2.
Seperangkat alat KLT
BAHAN
1. Piper nigrum
2. Etanol 96%
3. KOH-etanolik 10%
4. Diklormetana
5. Etil
Asetat
D.CARA KERJA
1 EKSTRAKSI DAN ISOLASI
Timbang 30
gram serbuk merica, masukkan ke dalam alat penyari soxhlet yang telah dipasang
kertas saring, kemudian tambahkan etanol 96% paling sedikit sebanyak 2 kali
sirkulasi (± 120 ml). Jangan lupa untuk menambahkan batu didih. Penyarian
dilakukan selama 2 jam dengan kecepatan 6-8 sirkulasi per jam. Setelah dingin,
pisahkan sari dari bagian yang tidak terlarut dengan penyaringan melalui kertas
saring. Filtrat yang diperoleh diuapkan di atas penangas air sampai kering atau
konsistensi kental. Kemudian tambahkan 10 ml KOH-etanolik 10% sambil
diaduk-aduk sehingga timbul endapan. Setelah mengendap, pisahkan sari dari
bagian yang tidak larut melalui glass wool. Sari jernih yang didapat didiamkan
dalam almari es sampai hari praktikum yang akan datang, atau sampai pembentukan
kristal optimal.
2 PEMURNIAN
Kristal
yang timbul dipisahkan, dicuci dengan etanol 96% (dingin) dan dikeringkan dalam
almari pengering pada suhu 40ᴼC selama 30-45 menit kemudian disimpan dalam
eksikator yang dilengkapi kapur tohor. Kristal yang diperoleh ditimbang dan
diidentifikasi dengan KLT.
3 IDENTIFIKASI
Ambil
sedikit padatan dengan ujung spatel kecil, larutkan dalam etanol. Larutan siap
dianalisis secara kualitatif dengan kromatografi lapis tipis dengan kondisi
sebagai berikut:
a. Fase diam : Silika gel GF 254
b. Fase gerak : Diklormetana : Etil asetat
(75:25)
c. Cuplikan : Larutan sampel
d. Deteksi
: UV 254, disemprot dengan anisaldehid asam sulfat Dan dipanaskan 110
selama
10 menit
Catat harga Rf yang diperoleh
E. Hasil Pengamatan
1.Ekstraksi dan Isolasi
Nama
Simplisia : Piperis
nigris
Metode
ekstraksi : Soxhletasi
Jumlah
pelarut : 350 ml etanol
96 %
Jumlah
siklus : 3 kali
Pemerian
ekstrak:
aroma : khas aromatic
Warna : kuning keemasan
Bentuk / tekstur
: cair
2. Pemurnian dan
identifikasi dengan KLT tidak dilakukan
karena Kristal yang terbentuk sedikit sekali
Hasil
pengamatan ekstraksi dan Isolasi piperis
nigris
No
|
Prosedur
Kerja
|
keterangan
|
1
|
Timbang 10 gram merica yang sudah dihaluskan
|
|
2
|
Masukkan serbuk merica dalam kertas
saring dan jahit dengan rapat (seperti the celup)
|
|
3
|
Masukkan dalam alat soxhlet , tambahkan
etanol 96% . Penyarian dilakukan pada suhu 600C, sampai warna
pelarut kembali pada warna asal. Pada percobaan ini siklus terjadi 3 kali
|
|
4
|
Setelah dingin , saring dengan kertas
saring
|
|
5
|
Filtrat yang diperoleh diuapkan di rotary
evaporator .
|
|
6
|
|
Dalam filtrate tambahkan KOH – etanolik
10% ,sambil diaduk hingga timbul endapan
|
7
|
Saring dengan kertas saring
|
|
8
|
Sari jernih yang didapat , diamkan dalam
lemari es selama1 minggu ,
|
|
9
|
Setelah 1 minggu , sari jernih tersebut
saring , untuk mengetahui ada atau
tidaknya kristal yang terbentuk
|
|
10
|
Setelah diamati , ternyata Kristal yang
terbentuk sedikit sekali sehingga tidak bisa dilakukan pemurnian dan
identifikasi dengan KLT
|
F. Pembahasan
Pada percobaan ini , menggunakan metode ekstraksi continue untuk
memperoleh senyawa piperin dari lada hitam/merica. Metode ekstraksi continue yang
dilakukan bertujuan untuk memperoleh hasil ekstrak yang lebih murni lagi. Lada
hitam yang digunakan dibersihkan dan dihaluskan hingga terbentuk serbuk lada
yang halus. Tujuan penghalusan lada hitam adalah agar zat-zat yang terkandung
di dalam lada hitam mudah melarut dalam pelarut yang digunakan. Hal ini karena
semakin halus serbuk, maka kelarutan akan meningkat karena semakin banyak
terjadi kontak dengan pelarut, sehingga semakin banyak zat yang dapat terbentuk
dan semakin efisien proses pemisahan atau ekstraksi yang terjadi.
Karena sampel yang digunakan dalam
percobaan ini adalah lada hitam yang berupa padatan, sehingga metode ekstraksi
continue yang digunakan dengan cara
soxhletasi. Sebelum melakukan soxhletasi, dilakukan tahap preparasi atau
persiapan, yaitu membungkus sampel serbuk lada hitam yang digunakan dengan
kertas saring sedemikian rupa dan ditutup rapat dibagian pinggirnya ( dijahit),
agar serbuk tidak pecah atau keluar dari kertas saring pada saat proses
ekstraksi berlangsung. Kertas saring digunakan sebagai pembungkus karena kertas
saring mempunyai dinding yang tipis dan berpori yang dapat memperudah pelarut
untuk menyerap piperin yang terkandung di dalam sampel.
Dalam proses soxhletasi pada percobaan ini, menggunakan pelarut berupa
etanol 96%. Pelarut etanol digunakan untuk melarutkan zat yang diinginkan dari
dalam lada hitam. Etanol digunakan karena baik piperin maupun etanol memiliki
kepolaran yang sama yaitu bersifat polar sehingga etanol mampu melarutkan
piperin sesuai dengan prinsip like dissolved like. Dari literature diperoleh
bahwa piperin merupakan senyawa alkaloid yang dapat larut dalam alcohol yaitu
etaol, dimana antara piperin dengan etanol mampu untuk membentuk ikatan
hydrogen.
Selanjutnya memasukkan kertas saring yang sudah berisi serbuk lada hitam
ke dalam alat soxhlet, kemudian memasukkan etanol absolute ke dalam labu bundar
dan merangkai alat soxhlet serta melakukan proses ekstraksi selama beberapa jam
(± 2 jam).
Proses yang terjadi selama soxhletasi adalah pelarut etanol dipanaskan
dalam labu bundar sehingga menguap dan didinginkan menggunakan kondensor,
sehingga jatuh berupa cairan ke sample (lada hitam) untuk melarutkan zat aktif
di dalam sampel lada hitam dan jika cairan pelarut telah mencapai permukaan
sifon maka seluruh cairan pelarut etanol yang membawa solute telah mencapai permukaan
sifon akan keluar melalui pipa kecil menuju labu bundar datar dan proses ini
terjadi secara terus menerus atau continue sehingga terjadi proses soxhletasi.
Dari proses soxhletasi dihasilkan ekstrak lada hitam sebanyak 120 mL dan dalam
proses pada alat soxhlet ini mengalami 3 siklus yang continue menghasilkan
larutan lada hitam atau ekstraktan yang berwarna kuning keemasan.
Hasil tadi kemudian dievaporasi dengan rotary evaporator yang bertujuan untuk memisahkan hasil ekstrak
dengan pelarutnya, yakni etanol. Dalam
rotary evaporator akan terjadi pemisahan ekstrak dari pelarutnya
(etanol) dengan prinsip pemanasan yang dipercepat oleh putaran labu bundar,
pelarut dapat menguap 5 – 100C di bawah titik didih pelarutnya
disebabkan adanya perubahan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan
pelarut etanol akan menguap naik ke kondersor dan mengalami kondensasi menjadi
molekul-molekul cairan pelarut etanol murni yang ditampung dalam labu bundar
sebagai penampung pelarut, sehingga diperoleh ekstrak kental.
Selanjutnya, ekstrak yang pekat tadi ditambahkan dengan larutan KOH
dalam etanol dan diaduk sampai timbul endapan. Penambahan larutan KOH dalam
etanol bertujuan untuk memperoleh piperin dari ekstrak pekat tersebut, dimana
di dalam ekstrak tersebut terdapat komponen lain ketika ditambahkan KOH-etanol
yang menyebabkan piperin yang ada dalam ekstrak tersebut bereaksi menjadi garam
asam piperat dan dengan penamhabah KOH –etanolik dapat mengeliminasi senyawa
lainnya karena dalam ekstrak terdapat zat pengotor.Masih terdapat zat pengotor
ini disebabkan senyawa piperin merupakan senyawa alkaloida golongan amida yang
dapat mengalami hidrolisis baik senyawa asam maupun basa.Jadi penambahan KOH
etanolik untuk mengisolasi senyawa
piperin dalam bentuk garamnya, karena berdasarkan literature menyatak bahwa senyawa alkaloida seringkali
diisolasi dalam bentuk garam asam
piperat .
Filtrat yang terbentuk disaring yang bertujuan untuk memisahkan dari zat
pengotor. Filtrat yang terbentuk kemudian didiamkan selama1 minggu agar
pembentukan kristarl optimal. Setelah 1
minggu , filtrate diamati dan disaring . Hasil nya menunjukkan bahwa Kristal
yang terbentuk sedikit sekali sehingga tidak mungkin dilakukan isolasi dan
identifikasi dengan KLT , ini dikarenakan pada proses evaporasi menggunakan
rotary evaporator kurang lama sehingga
ekstrak yang dihasilkan kurang kental.
G.Kesimpulan
Berdasarkan percobaan diatas dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
- Praktikan dapat mengisolasi piperin dari merica
- Metode yang dipakai dalam mengisolasi piperin menggunakan cara soxhletasi
- Dikarenakan ekstraknya kurang kental maka tidak terbentuk Kristal pada rekristalisasi .
H. Daftar Pustaka
Anonim,1980.Matera Medika Indonesia jilid IV, Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia .
Hostettmann,K.,dkk.,1995.Cara Kromatografi Preparatif,Penerbit ITB,
Bandung.
Sastrohamidjojo,Hardjono.,2001,Kromatografi , Liberty,Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar